Satyanarayana Nadella merupakan seorang pemimpin raksasa teknologi Microsoft. Pria yang kerap dipanggil Setya Nadella ini merupakan orang yang luar biasa, walau bukan merupakan orang Amerika Serikat asli, namun dia mampu menempati posisi jabatan yang cukup prestisius.
Pria yang memiliki kelahiran di Hyderabad, Andhra Pradesh, India, merupakan anak tunggal dari ayahnya bernama Bukkapuram Nadella Yugandher seorang PNS yang bekerja di Indian Administrative Service, sedangkan ibunya seorang profesor bahasa Sansekerta.
Seperti umumnya pria India, CEO Microsoft ini pada waktu kecil hingga remajanya sering menghabiskan waktunya untuk bermain kriket dengan teman-temannya. Bahkan sampai sekarang ini dia masih menyalurkan hobi yang dimiliknya tersebut.
“Bermain kriket menjadi penting dalam perjalanan karirku. Karena dari kriket aku bisa belajar tentang kepemimpinan dan bekerja sama dalam tim,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Masa kecilnya hidup di India, dia mengenyam pendidikan di Sekolah Negeri Hyedrabad, Begumpet. Hingga pada akhirnya meraih gelar sarjana dalam bidang teknik elektro dari Manipal Institute of Technology.
Kehidupan baiknya di mulai pada saat CEO Microsoft ini melanjutkan pendidikannya di Amerika Serikat. Di Negeri Paman Sam tersebut, dia sudah berhasil menggandeng dua gelar master, yaitu ilmu komputer dari University of Wisconsin dan bidang administrasi bisnis di University of Chicago.
Sejak masih muda, dia selalu termotivasi untuk membangun sebuah hal baru. Salah satunya melalui kariernya di Microsoft. Hingga pada akhirnya menjadi pemilik teknologi tersebut sekarang ini. Walau sudah menjadi CEO Microsoft, namun pria ini merupakan sosok yang tidak akan berhenti belajar dan bekerja keras.
Bahkan dia mengaku hanya memiliki waktu kurang lebih 15 menit pada pagi hari, selebihnya waktunya digunakan untuk terus belajar dan bekerja keras. Walau melihat waktunya yang sibuk itu, namun CEO Microsoft ini juga gemar membaca dan menulis puisi.
“Anda dapat menjelaskan banyak hal dalam bentuk banyak kalimat dan halaman prosa, tetapi Anda dapat mengubahnya menjadi beberapa baris puisi dan Anda masih mendapatkan esensi, sehingga kompresi kode terbaik adalah puisi,” pungkasnya.
indowarta.com
