Di tingkat umur tertentu setiap orang pasti ingin memiliki dan menjalani hubungan yang serius. Maka saat hati mengatakan ‘ingin serius’ semua kita upayakan agar hubungan itu berjalan baik. And then everything went wrong. He met someone knew.
Seorang teman dengan kesalnya bercerita di beberapa update status twitter-nya tentang teman dekatnya yang ternyata menjadi korban selingkuhan pasangannya. Mereka ‘baru’ bersama selama tujuh bulan terakhir. Nggak begitu lama, tapi juga nggak sebentar. Dalam tujuh bulan kita mungkin sudah bisa menghapal gaya jalan seseorang yang kita temui setiap hari hingga makanan kesukaan dan film apa yang dia gemari.
Pernah terpikir bila kamu bertemu pasangan setiap hari bahwa hampir nggak ada ruang untuk rasa kangen? Nggak ada ruang untuk mengembangkan sebuah rasa rindu yang harusnya jadi bumbu-bumbu manis saat kita dekat dengan seseorang yang istimewa. Terlalu sering bertemu, bersama, lalu yang muncul malah rasa bosan.
That’s not so strange or new, right? Kata orang, laki-laki adalah jenis mahluk hidup (dalam hal ini manusia) yang menyukai tantangan, petualangan, sensasi adrenalin tertentu. Sebagian dari laki-laki itu mendapatkan sensasi tersebut dari menemui perempuan (yang mereka anggap istimewa) tapi bukan pasangan mereka yang sebenarnya.
“Paginya, laki-laki bajingan itu minta putus, malamnya temanku mencari tahu sendiri, dan dia bertemu laki-laki itu dengan selingkuhannya di mall,” cerita teman saya kemudian.
Bisa ditebak apa yang dilakukan seorang perempuan yang marah dan kecewa. Sahabat teman saya itu menyiram wajah mantannya dengan minuman, dan menumpahkan makanan di meja ke baju si selingkuhan. Sudah pasti namanya selingkuhan, karena si laki-laki sudah berani muncul di muka umum dengan perempuan baru itu malam yang sama setelah paginya dia meminta putus.
