Biner, Bit, dan Byte
" Di dunia teknologi, pasti banyak dijumpai istilah-istilah yang membuat penasaran. Apalagi bagi yang ingin menjadi seorang detective. Disini penulis akan membuat kita mengenal lebih dalam tentang Biner, Bit dan Byte dalam dunia digital. Nah, berbeda dengan Giga, Mega dan Kilo yang sudah umum digunakan dalam banyak satuan, byte dan bit hanya dipahami oleh orang yang tahu “dunia” digital. Istilah bit dan byte, muncul pada bilangan dasar / radix dua. Bilangan dasar 2 yang populer dengan nama bilangan biner (binary) ini, digunakan dalam “dunia” digital, karena dapat mewakili sistem digital yang hanya mengenal 2 level/kondisi (hidup atau mati) "
BILANGAN BINER
Jika bilangan desimal (radix/dasar 10) mempunyai simbol 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9, maka bilangan dasar 2 atau biner (binary)
hanya mempunyai dua simbol, yaitu 0 dan 1. Dalam sistem digital
bilangan 0 digunakan untuk mewakili kondisi OFF/non aktif, sedang
bilangan 1 digunakan untuk mewakili kondisi ON/aktif.
Pertanyaannya:
“ Dengan hanya dua simbol bilangan itu, bagaimana cara menuliskan
angka-angka yang nilainya lebih besar dari satu, misalnya dua,
sembilan, lima belas , dua puluh, atau lainnya ? “.
Untuk
bilangan desimal, nilai nol hingga sembilan ditulis dalam satu digit
simbol bilangan (yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7,8 atau 9 saja). Nilai-nilai
yang lebih besar dari sembilan ditulis dengan kombinasi 2 digit atau
lebih simbol. Kombinasi itu ditulis dengan memperhatikan bobot tempat.
Bobot tempat untuk bilangan desimal adalah : … 105 104 103 102 101 100.
… Dengan pangkat itu, urutan nilai yang dihasilkan adalah … 100.000
10.000 1.000 100 10 1 … .Kemudian, kita dapat mengisi maksimal
nilai sembilan untuk tiap tempat berbobot. Angka 1 akan mempunyai nilai
yang berbeda saat ditempatkan pada bobot yang berbeda. Angka 1 akan
bernilai 1 jika diletakkan pada bobot satuan, bernilai 10 jika
diletakkan pada bobot puluhan dan seterusnya. Maka meletakkan angka 1 di
satuan, angka 2 di puluhan dan angka 3 di ratusan akan menghasilkan
nilai 321 (tiga ratus dua puluh satu).
Cara serupa juga dilakukan untuk bilangan biner. Bobot tempat untuk bilangan biner adalah … 25 24 23 22 21 20
… . Dengan pangkatnya, urutan nilainya dapat ditulis dengan … 32 16 8
4 2 1 … . Ternyata bilangan biner tidak mengenal: puluhan, ratusan,
ribuan, dst, tapi dua-an, empat-an, delapan-an, dst. Jika tiap tempat
berbobot dalam bilangan desimal dapat diisi 0 hingga 9, maka tiap
tempat dalam bilangan biner hanya dapat diisi 0 dan 1 saja. Dengan
format semacam itu, penyusunan di tiap tempat akan menghasilkan
nilai-nilai tertentu. Peletakan angka 1 pada tempat berbobot 32, 8 dan
1, akan menghasilkan simbol bilangan biner 101001. Simbol itu mewakili
nilai 32 + 8 + 1 = 41. Contoh lain, peletakan angka 1 pada tempat
berbobot 8, 4, 2, dan 1 akan menghasilkan simbol biner 1111 yang
mewakili nilai 15. Cara praktis ini, dapat kita gunakan untuk
mengkonversi simbol bilangan desimal ke biner dan atau sebaliknya.
BIT (BInary digiT) dan BYTE
Satuan bit (binary digit)
digunakan untuk menunjukkan panjang bilangan biner. Bilangan biner
1001 mempunyai panjang 4 bit, bilangan biner 10110 mempunyai panjang 5
bit, sedang 10101101 mempunyai panjang 8 bit.
Byte
adalah satuan yang menunjukkan deretan bilangan biner dengan panjang 8
bit. Atau gampangnya, 1 byte = 8 bit. Jadi, bilangan biner 20 byte
mempunyai ukuran 20 x 8 bit = 160 bit. Sebenarnya, masih ada satu
satuan lagi yang kurang populer. Satuan itu adalah nibble, yang
menunjukkan deretan bilangan biner sepanjang 4 bit. Hubungan antara bit,
nibble, dan byte adalah : 1 byte = 2 nibble = 8 bit.
Kode-kode biner
Kode-kode
biner digunakan untuk membawa informasi : angka, huruf, karakter ( “ ;
spasi $ @ , dan lain-lain), gambar, warna atau apa saja. Kode-kode
ini digunakan selama proses pengolahan, pengiriman dan penerimaan
data, perekaman dan pembacaan data. Tapi pada akhirnya, kode ini akan
diubah kembali menjadi informasi asal.
Kode
biner terdiri dari banyak jenis. Salah satunya adalah jenis kode yang
membawa informasi angka saja. Contoh kode ini adalah kode biner murni
seperti yang dijelaskan di atas.
Jenis lainnya adalah kode BCD (Binary Coded Decimal), yang banyak digunakan di rangkaian counter, speedometer,
jam digital. Berbeda dengan kode biner murni, kode ini menempatkan 4
bit untuk tiap digit bilangan desimal. Jadi kode BCD untuk angka 41
adalah 0100 0001. Empat bit di kiri mewakili digit 4 desimal, sedang
empat bit di kanan, mewakili digit 1 desimal. Untuk angka 15, kode
BCDnya adalah 0001 0101. Bandingkan dengan kode biner murni di atas.
Selain
itu, ada kode alfanumerik yang digunakan untuk membawa informasi
karakter : angka, huruf dan tanda baca atau karakter lain. Kode
alfanumerik yang populer adalah kode ASCII (American Standard Code for Information Interchange).
Kode ASCII digunakan untuk komunikasi antara keyboard komputer dengan
CPU (Central Processing Unit) dan komunikasi antar komputer.
Pada
awalnya, kode ASCII menyediakan 7 bit untuk mewakili 128 karakter
angka, huruf, dan tanda baca lainnya. Setelah itu, ia dikembangkan lagi
menjadi 8 bit, sehingga dapat digunakan untuk mewakili 256 karakter.
Tabel daftar karakter kode ASCII mudah dijumpai di buku-buku aplikasi
komputer.
Contoh
kode alfanumerik lainnya adalah EBCDIC (Extended Binary Coded Decimal
Interchange Code). Kode yang digunakan dalam komputer-komputer
produksi IBM ini, mempunyai panjang 8 bit.
Selain
itu, ada juga kode-kode yang digunakan untuk membawa informasi
gambar, warna, atau untuk keperluan-keperluan lain. Yang saat ini
banyak dikembangkan adalah kode-kode pendeteksi dan perbaikan
kesalahan.
Kode
pendeteksi dan perbaikan kesalahan dipakai untuk keperluan pengiriman
atau perekaman data digital. Dengan mengaplikasikan kode ini,
kesalahan pembacaan atau penerimaan data digital akibat gangguan selama
proses pengiriman atau perekaman, dapat dikurangi. Sehingga,
semaksimal mungkin dapat diperoleh data aslinya. Contoh kode
pendeteksi dan perbaikan kesalahan adalah kode CRC, Reed Solomon (yang
banyak diterapkan untuk komunikasi wireless), Turbo code (yang
mempunyai kecepatan tinggi).
Jumlah kombinasi vs panjang bit
Semakin
panjang bit dari kode, akan menambah jumlah kombinasi yang dihasilkan
oleh kode tersebut. Jumlah kombinasi yang dihasilkan oleh kode dengan
panjang n bit adalah 2 pangkat n. Sehingga, kode biner dengan panjang
1 bit, hanya akan menghasilkan dua kombinasi, yaitu 0 dan 1. Kode
biner 2 bit, menghasilkan 4 kombinasi, yaitu 00, 01, 10, dan 11.
Sedang kode biner 3 bit, menghasilkan 8 kombinasi dengan urutan 000,
001, 010, 011, 100, 101, 110, 111.
Jadi,
untuk mewakili seluruh karakter angka (0-9) dan abjad (a-z, A-Z) yang
berjumlah 62, dibutuhkan kode dengan panjang 6 bit (yang menghasilkan
64 kombinasi). Kode 6 bit ini menyisakan 2 kombinasi yang tidak
terpakai. Kode dengan panjang 5 bit tidak dapat dipakai, karena hanya
menghasilkan 32 kombinasi.
Untuk
kode ASCII yang juga memasukkan banyak karakter tanda baca lain,
panjang 6 bit itu jelas tidak cukup. Karena itu, ia menyediakan panjang
7 bit, yang dapat menghasilkan 128 kombinasi kode. Pada pengiriman
data serial antar komputer, kode ASCII 7 bit ini ditambah 1 bit paritas
yang berfungsi sebagai deteksi kesalahan. Karena itu, pada komunikasi
komputer, umumnya dikirim 8 bit = 1 byte data. Panjang 1 byte ini
juga populer untuk kode-kode lainnya.
Kilo dan Mega dalam bilangan biner
Dalam
bilangan biner, 1 kb (kilo bit) tidak identik dengan 1000 bit,
melainkan 1024 bit yang dihasilkan dari 2 pangkat 10. Angka 2 kb identik
dengan 2048 bit yang dihasilka
n dari 2 pangkat 11, dan angka 4 kb
identik dengan 4096 bit yang dihasilkan dari 2 pangkat 12.
Jadi,
handphone yang “katanya” mampu menghasilkan 4096 warna, kemungkinan
besar mempunyai kode dengan panjang 12 bit untuk mendapatkan kombinasi
warnanya. Sementara modem dengan kecepatan 56 kbps, dapat mengirim
data digital dengan kecepatan 56 x 1024 = 57344 bit tiap detiknya.
Untuk
memory (RAM, ROM, CD, disket), satuan dasar yang biasa digunakan
adalah byte, karena lebar data yang biasa digunakan adalah 1 byte (8
bit). Jika penyimpanan data digambarkan dalam bentuk baris dan kolom,
lebar kolom menunjukkan lebar data (biasanya kelipatan 8 bit) sedang
jumlah baris menunjukkan banyak data.
Jumlah
baris tergantung pada panjang bit kode penunjuk baris. Jika panjang
kode penunjuk baris adalah 16 bit, maka ia dapat menyimpan 2 pangkat 16
= 65536 baris data. Jadi, jika dalam bentuk baris dan kolom, sebuah
memori mempunyai 8 kolom dan 65536 baris, ia disebut memiliki kapasitas
sebesar 65536 byte atau 64 kbyte. Nah, bisa dibayangkan, berapa
banyak baris dan kolom yang disediakan untuk memori dengan kapasitas
beberapa puluh Mega atau Giga byte.
Sekian,
-- Thanks for the attention --