Headlines News :
Home » , » PERCERAIAN.. !!! Dampak dan Memgatasi kondisinya....

PERCERAIAN.. !!! Dampak dan Memgatasi kondisinya....


DAMPAK DARI PERCERAIAN PADA ANAK


Setiap perceraian pasti membuat anak-anak sebagai korban utama. Sebuah penelitian baru menemukan bahwa efek buruk perceraian orangtua berdampak luas pada tumbuh kembang anak.
 
Penelitian yang dilakukan oleh Madison, peneliti dari Universitas Wisconsin, menyimpulkan bahwa prestasi pada matematika dan sosial anak dengan orangtua bercerai mengalami kemunduran. Mereka juga lebih mungkin mengalami kecemasan, stres dan rendah diri.
 
Peneliti lain, Hyun Sik Kim, mengatakan dampak buruk pada anak-anak dimulai sebelum orangtua memulai proses perceraian.


“Orang cenderung berpikir bahwa pasangan yang menikah akan terlibat dalam konflik sebelum akhirnya bercerai,” kata kandidat doktor sosiolog, seperti dikutip Yahoo Health. “Anak-anak yang orangtuanya bercerai akan mengalami dampak negatif bahkan sebelum orangtua mengurus proses perceraian formal.”

Penemuan ini dipublikasikan dalam American Sociological Review, berdasarkan data 3.585 siswa TK sampai SD kelas lima untuk menguji dampak sebelum, selama, dan setelah perceraian.

Kim membandingkan kemajuan anak-anak yang orangtuanya bercerai dengan anak-anak dari keluarga yang stabil. “Dampak negatif tidak memburuk setelah perceraian, meskipun tidak ada tanda-tanda anak-anak dari pasangan bercerai bisa mengejar ketinggalan dengan rekan-rekan mereka,” jelasnya.

Ia menghubungkan kemunduran perkembangan anak-anak dengan beberapa faktor.

Antara lain, stres melihat orangtua mereka bertengkar, kehidupan yang tidak stabil, terpaksa membagi waktu dengan orangtua, serta kesulitan ekonomi akibat menurunnya pendapatan keluarga.

“Perceraian membuat orangtua tidak bisa fokus pada anak-anak. Mereka juga rentan untuk berdebat dengan anak-anak. Dan inilah yang bisa mempengaruhi perkembangan anak-anak.”
 
-----------

 Agar Anak Tak Terluka Akibat Perceraian

Ketika rumah tangga berakhir, anak kadang menjadi korban. Namun, dengan arahan yang bijak dari orang tua, sebenarnya perceraian tak harus membuat anak tumbuh dalam ‘luka’ dan duka.






Ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua untuk meminimalkan ‘luka’ dan duka yang terjadi pada anak.
  1. Konseling ke psikolog. Psikolog adalah kubu netral yang mampu memberikan solusi bijak dan mendinginkan pasangan yang umumnya sedang dalam kondisi panas. Di sinilah ajang keduanya melakukan proses perdamaian. Misalnya tetap pada keputusan berpisah, psikolog ini juga akan membantu orang tua merancang kata-kata tepat sehingga memberikan penjelasan yang dimengerti dan tak menyakiti hati anak.
  2. Memberikan penjelasan bahwa perpisahan yang terjadi adalah murni masalah orang tua, bukan karena anak. Masalah yang terjadi sebaiknya tak ditutupi, namun dibeberkan secara ringkas, sehingga anak tak lagi menebak-nebak. Selain itu, perlu ditekankan kepada anak, perceraian tak akan membuat anak kehilangan cinta dan perhatian dari orang tuanya. Selain itu, ketika berbicara dari hati ke hati dengan anak, sebaiknya Anda tidak memberikan ‘janji-janji surga’. Umbarlah janji yang logis dan memang bisa dipenuhi sehingga anak tak sakit hati di kemudian hari.
  3. Tidak menjelekkan dan menunjukkan perasaan sakit hati kepada pasangan di hadapan anak. Anda harus ingat bahwa masalah yang terjadi adalah antara Anda dan pasangan. Anak tidak terlibat sama sekali. Risiko anak mengalami stres sangat besar bila ia merasa terimpit di antara masalah dua orang yang dicintainya.
  4. Tidak masuk ke relasi intim dengan pasangan baru dalam waktu singkat. Anak akan merasa dikhianati dengan kedatangan ‘wajah baru’. Jika hal ini terjadi, anak akan merasa posisinya tidak aman. Akibatnya, timbul rasa benci pada orang tua yang sudah memiliki pasangan baru dan si pasangan barunya. Sebelum mulai berhubungan intensif dengan pria baru, sebaiknya Anda beri anak waktu minimal setahun. Kalau Anda merasa sudah klop dengan pasangan baru dan merasa sudah saatnya dikenalkan ke anak, sebaiknya pertemuan dilakukan di tempat umum dan dalam suasana santai. Saat itu Anda bisa melihat reaksi anak, apakah ia sreg atau tidak. Jika terlihat sreg, tunggulah sampai beberapa waktu, barulah mengajak pasangan bertandang ke rumah. Yang harus dicamkan oleh orang tua, meskipun sudah ada orang baru, relasi hubungan dengan anak tidak boleh berubah. (dsi)
     
 
 (JOE-dari berbagai sumber)
Share this article :
 
Support : Copyright © 2020. - - All Rights Reserved