Saat ini para pelaku industri jam tangan pintar sering dihadapkan pada dilema bahwa fitur-fitur penting idealnya ditampilkan di layar yang berukuran ideal, namun ukuran layar yang terlalu besar juga tak nyaman untuk dipasangkan ke jam tangan. Hal inilah yang membuat perusahaan seperti Samsung merilis produk beragam; mulai dari jam tangan pintar berbasis Android Wear atau Tizen untuk fitur yang lebih lengkap dan layar yang mencukupi, atau gelang tangan pintar seperti Gear Fit atau Charm bagi pengguna yang menghendaki untuk memakainya bagi alat pemantau fitness atau aksesori pelengkap saja.
Minggu lalu sebuah perusahaan telah memperkenalkan teknologi bernama Skintrack yang memungkinkan pengguna memakai permukaan kulit sebagai media pengganti layar sentuh. Samsung tampaknya bakal mengembangkan solusi serupa namun dengan sedikit modifikasi. Jika Skintrack menggunakan permukaan kulit di pergelangan tangan, aplikasi paten yang diajukan oleh Samsung bakal menggunakan punggung dari telapak tangan sebagai media pengganti layar sentuh.
Minggu lalu sebuah perusahaan telah memperkenalkan teknologi bernama Skintrack yang memungkinkan pengguna memakai permukaan kulit sebagai media pengganti layar sentuh. Samsung tampaknya bakal mengembangkan solusi serupa namun dengan sedikit modifikasi. Jika Skintrack menggunakan permukaan kulit di pergelangan tangan, aplikasi paten yang diajukan oleh Samsung bakal menggunakan punggung dari telapak tangan sebagai media pengganti layar sentuh.
Aplikasi paten tersebut menjelaskan bahwa jam tangan bakal memiliki fitur proyektor mungil untuk menampilkan UI ke punggung telapak tangan, dan pengguna bisa langsung berinteraksi dengan apa yang ditampilkan. Yang lebih keren lagi, proyektor mungil tersebut bisa dipakai di permukaan apapun, mulai tembok, meja, atau permukaan merata apapun yang tersedia di dekat pengguna.
Satu hal yang perlu ditekankan adalah ide ini masih dalam bentuk paten saja, jadi belum ada jaminan bahwa Samsung bakal benar-benar mengejarnya. Namun melihat bahwa Skintrack telah sukses mengembangkannya, maka idealnya Samsung yang memiliki bujet riset dan pengembangan berlebih semestinya tak kesulitan untuk merealisasikannya. Yang jelas, jika teknologi ini benar-benar hadir secara komersil, maka pengguna tak lagi direpotkan dengan keterbatasan ukuran display untuk berinteraksi dengan konten atau layanan apapun yang ingin diakses.
gopego.com
