TRIBUNNEWS.COM - Surat terbuka CEO Apple, Tim Cook, soal alasan perusahaannya menentang upaya FBI menjebol iPhone milik teroris, mendapat sambutan positif.
Lewat kicauan di Twitter CEO Google Sundar Pichai dan CEO Twitter Jack Dorsey menyuarakan dukungan mereka terhadap upaya Apple mempertahankan data di dalam iPhone dari upaya peretasann.
“Kami berdiri bersama @tim_cook dan Apple (dan berterima kasih atas kepemimpinannya!),” bunyi kicauan Dorsey yang disertai tautan ke surat terbuka Cook.
Pichai menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan teknologi AS selalu memberikan data apabila diminta pihak otoritas berdasarkan perintah pengadilan yang sah.
Namun, permintaan FBI agar Apple menciptakan backdoor di produknya sendiri untuk mengintip data pengguna dipandangnya sebagai hal yang sangat berbeda.
“Ini bisa menjadi preseden buruk,” kicau Pichai.
Sementara itu, pihak Facebook lewat sebuah pernyataan tertulis mengatakan bakal melawan permintaan-permintaan dari pemerintah AS.
Sebelumnya, Biro Penyelidikan Federal AS (FBI) berupaya meretas sebuah iPhone yang diduga milik teroris pelaku penembakan di San Bernardino.
Tujuannya memperoleh data dan bukti tambahan yang mungkin tersimpan di perangkat tersebut.
Usaha ini terganjal sistem keamanan iPhone yang bakal menghapus semua data secara otomatis apabila pemakainya salah memasukkan passcode untuk membuka kunci perangkat sebanyak lebih dari 10 kali.
Lewat pengadilan dan perintah hakim federeal, FBI lantas meminta Apple membikin tool backdoor yang bisa dipakai untuk melewati sistem pengamanan tersebut.
Namun permintaan ini ditolak mentah-mentah oleh Apple. CEO Apple Tim Cook menerangkan alasannya dalam sebuah surat terbuka di laman Apple yang dipublikasikan pada Rabu (16/2/2016) lalu.
Di dalam suratnya, Cook menjelaskan bahwa membuat backdoor sama saja dengan memberikan sarana yang bisa dipakai untuk menjebol perangkat-perangkat iPhone lain di luar milik sang teroris.
Meski FBI berjanji hanya akan memakai backdoor sebanyak sekali saja, Cook menilai tidak ada jaminan tool berbahaya itu tak bakal jatuh ke lain pihak atau dipakai untuk keperluan berbeda.
“Ini ibaratnya membuat satu kunci utama (master key) yang bisa dipakai membuka ratusan juta kunci -dari pintur restoran, bank, toko-toko, hingga rumah-rumah,” terang Cook.
huntnews.id
Sebelumnya, Biro Penyelidikan Federal AS (FBI) berupaya meretas sebuah iPhone yang diduga milik teroris pelaku penembakan di San Bernardino.
Tujuannya memperoleh data dan bukti tambahan yang mungkin tersimpan di perangkat tersebut.
Usaha ini terganjal sistem keamanan iPhone yang bakal menghapus semua data secara otomatis apabila pemakainya salah memasukkan passcode untuk membuka kunci perangkat sebanyak lebih dari 10 kali.
Lewat pengadilan dan perintah hakim federeal, FBI lantas meminta Apple membikin tool backdoor yang bisa dipakai untuk melewati sistem pengamanan tersebut.
Namun permintaan ini ditolak mentah-mentah oleh Apple. CEO Apple Tim Cook menerangkan alasannya dalam sebuah surat terbuka di laman Apple yang dipublikasikan pada Rabu (16/2/2016) lalu.
Di dalam suratnya, Cook menjelaskan bahwa membuat backdoor sama saja dengan memberikan sarana yang bisa dipakai untuk menjebol perangkat-perangkat iPhone lain di luar milik sang teroris.
Meski FBI berjanji hanya akan memakai backdoor sebanyak sekali saja, Cook menilai tidak ada jaminan tool berbahaya itu tak bakal jatuh ke lain pihak atau dipakai untuk keperluan berbeda.
“Ini ibaratnya membuat satu kunci utama (master key) yang bisa dipakai membuka ratusan juta kunci -dari pintur restoran, bank, toko-toko, hingga rumah-rumah,” terang Cook.
huntnews.id